PAGE

Rabu, 13 Februari 2013

Analisis Bangunan Museum dengan Menggunakan Metode Doktrinal

Metoda doktrinal merupakan salah satu jenis metode dalam metode kritik arsitektur normatif
Hakikat kritik normatif adalah adanya keyakinan (conviction) bahwa di lingkungan dunia manapun, bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun melalui suatu model, pola, standard atau sandaran sebagai sebuah prinsip.
• Melalui suatu prinsip, keberhasilan kualitas lingkungan buatan dapat dinilai
• Suatu norma tidak saja berupa standard fisik yang dapat dikuantifikasi tetapi juga non fisik yang kualitatif.
• Norma juga berupa sesuatu yang tidak konkrit dan bersifat umum dan hampir tidak ada kaitannya dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi.


Jenis-jenis Metoda Kritik Normatif
Karena kompleksitas, abstraksi dan kekhususannya kritik normatif perlu dibedakan dalam metode sebagai berikut :
• Metoda Doktrin ( satu norma yang bersifat general, pernyataan prinsip yang tak terukur)
• Metoda Sistemik ( suatu norma penyusunan elemen elemen yang saling berkaitan untuk satu tujuan)
• Metoda Tipikal ( suatu norma yang didasarkan pada model yang digenralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik)
• Metoda Terukur ( sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan bangunan dengan baik secara kuantitatif)

Metode Kritik Doktrinal
Doktrin sebagai dasar dalam pengambilan keputusan desain arsitektur yang berangkat dari keterpesonaan dalam sejarah arsitektur.
• Sejarah arsitektur dapat meliputi : Nilai estetika, etika, ideologi dan seluruh aspek budaya yang melekat dalam pandangan masyarakat.
• Melalui sejarah, kita mengenal :
Form Follow Function - Function Follow Form
Form Follow Culture - Form Follow World View
Less is More - Less is Bore
Big is beauty - Small is beauty
Buildings should be what they wants to be
Building should express : Structure, Function, Aspiration, Construction Methods, Regional Climate and Material
Ornament is Crime - Ornament makes a sense of place, genius loci or extence of architecture.
• Doktrin bersifat tunggal dalam titik pandangnya dan biasanya mengacu pada satu ‘ISME’ yang dianggap paling baik.

Keuntungan Metode Kritik Doktrinal
Dapat menjadi guideline tunggal sehingga terlepas dari pemahaman yang samar dalam arsitektur
• Dapat memberi arah yang lebih jelas dalam pengambilan keputusan
• Dapat memberikan daya yang kuat dalam menginterpretasi ruang
• Dengan doktrin perancang merasa bergerak dalam nilai moralitas yang benar
• Memberikan kepastian dalam arsitektur yang ambigu
• Memperkaya penafsiran

Kerugian Metode Kritik Doktrinal
• Mendorong segala sesuatunya tampak mudah
• Mengarahkan penilaian menjadi lebih sederhana
• Menganggap kebenaran dalam lingkup yang tunggal
• Meletakkan kebenaran lebih kepada pertimbangan secara individual
• Memandang arsitektur secara partial
• Memungkinkan tumbuhnya pemikiran dengan kebenaran yang “absolut”
• Memperlebar tingkat konflik dalam wacana teoritik arsitektur


Sejarah eksisting doktrin
Utilitarian
• Doktrin yang mengacu pada progress harga
• Keputusan arsitektur pada pertimbangan efisiensi dan efektifitas
Preservasionist
• Doktrin yang cenderung mengacu pada isme lama
• Berorientasi pada paham yang bersifat immateri
• Tidak berorientasi pada bahan atau material
Tidy Minded
• Doktrin yang mengacu pada keteraturan
• Tahap pengambilan keputusan yang sistematik
• Berpikir detail dan cermat sebelum melanjutkan pada langkah berikutnya
The Improver
• Berpikir inovatif
• Menggali kemungkinan-kemungkinan baru dari kegagalan masa lalu
• Menyesuaikan pola-pola yang ada terhadap pola-pola baru yang muncul
• Ada keinginan yang kuat untuk mempertinggi kualitas karena kebaruan

Kesimpulan
Tidak etik menggunakan keberhasilan arsitektur masa lalu untuk bangunan fungsi mutakhir
• Tidak etik memperlakukan teknologi secara berbeda dari yang dilakukan sebelumnya
• Jika akan mereproduce objek yang muncul pada masa lalu untuk masa kini harus dipandang secara total dan dengan cara pandang yang tepat
• Bahwa desain arsitektur selalu mengekspresikan keputusan desain yang tepat
• Secara sosial bangunan akan tercela bila ia merepresentasikan sikap seseorang dan tidak didasarkan pada hasrat yang tumbuh dari kebutuhan masyarakatnya

Contoh kritik normatif menggunakan metode doktrin :


MUSEUM PP-IPTEK TAMAN MINI INDONESIA INDAH

Tampak depan museum PP-IPTEK TMII


PP-IPTEK berlokasi di wilayah timur kompleks TMII, tepatnya disebelah selatan Taman Burung/ disebelah barat Monumen KTT Gerakan Non Blok TMII. Keberadaan peragaan IPTEK yang menempati areal seluas 42.300 meter persegi dengan luas lantai bangunan 24.000 meter persegi yang mudah ditemukan oleh pengunjung TMII karena bentuk bangunannya yang khas dan memberi kesan berbeda dengan bangunan sekitarnya.

Analisis objek:



Estetika:
Arsitektur bangunan yang ada di museum ini menggunakan konsep desain futuristik, yaitu suatu gaya yang selalu mengutamakan tema yang menggambarkan kehidupan masa depan yang lebih dinamis dan serta selalu mampu mengikuti perkembangan jaman yang terus bergerak.

Pada bagian depan museum terdapat sclupture berbentuk spiral yang melingkar berkonsep futuristik dengan material besi/ alumunium. Terdapat 2 tangga berukuran besar dengan material batu sebagai akses menuju ke lobby utama/ teras museum. Material kulit bangunan kebanyakan menggunakan batu alam berwarna putih, material yang digunakan kurang menunjukan konsep dari futuristik. Warna-warna cat yang digunakan pun dirasa kurang memenuhi konsep, karena banyak menggunakan warna cerah seperti merah, biru, kuning, dll.

Pada bagian tengah bangunan terdapat bentukan yang menjadi 'vocal point'. Terbuat dari material kaca dan besi yang disusun spiral saling berlawanan arah seperti bentukan tabung yang ramping. Berfungsi juga sebagai skylight, sumber cahaya alami dalam museum.

Skylight bangunan
Sumber http://kfk.kompas.com/kfk/view/110788

Bangunan ini mengikuti paham Form Follow Function, karena bentuk denahnya berbentuk lingkaran dan membentuk fungsi bangunan museum yang memiliki sirkulasi linear. Namun sirkulasi dirasa masih kurang terencana dengan baik, karena pengunjung terkadang dibuat bingung dengan susunan pola ruang dalam museum, dan kurangnya petunjuk-petunjuk arah bangunan, sehingga pengunjung tidak dapat mengunjungi masing-masing ruangan secara berurutan.

Bentuk denah bangunan

Tidak terdapat banyak ornamen pada bangunan ini, strukturnya lebih diekspos karena terlihat dari struktur bangunan yang sangat menonjol pada bagian interior bangunan. Struktur tampak sangat megah didalam ditambah diberikan pewarnaan yang mencolok.

 Struktur kolom bangunan

Ideologi:
Bangunan ini juga punya makna filsafat dilihat dari bentuknya, yang ditampilkan pada vocal point bangunan yang berbentuk seperti lilin sedang menyala tersebut. Analoginya yaitu keberadaan museum ini diharapkan bisa menjadi penerang ilmu bagi masyarakat yang ingin mengetahui seluk beluk tentang penerapan teknologi dan perkembangannya dari masa lalu hingga masa yang akan datang. Jadi sangat sesuai dengan konsep desain bangunan yang futuristik.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar