by: Peter Harnik and Ben Welle, 2009
Mk. Tanaman dan Sistem Ruang Terbuka Hijau
Kamis, 06 Oktober 2016
Senin, 25 Juli 2016
Perencanaan dan Desain Lanskap Karst, Gunung Cibodas, Ciampea, Bogor
Oleh: Fittria Ulfah | Dibyanti Danniswari | Imam Haromain Arda | Nike Diah Permata | Amarizni Mosyaftiani | Ririk Darti Pratiwi
Mk. Perencanaan dan Desain Lanskap
Mk. Perencanaan dan Desain Lanskap
Jadi, di awal mata kuliah ini pada jam praktikum, mahasiswa dibagi 2 kelompok untuk masing-masing membuat perencanaan dan desain untuk beberapa kawasan lanskap. Kelompok I dan II diminta untuk membuat perencanaan dan desain lanskap di kawasan urban dan rural baik berupa lanskap alami maupun yang buatan, Objek praktikum yang dipilih oleh kelompok I adalah, Situ Gede, Hutan Penelitian Dramaga (Cifor), dan area pertanian di daerah Ciampea (saya lupa persisnya dimana). Sedangkan kelompok II mengambil lokasi di kawasan Gunung Cibodas (Kapur) Ciampea, Kawasan Sejarah Prasasti Ciaruteun, dan lokasi ketiga di kawasan Kampoeng Wisata Cinangneng. Kebetulan saya masuk sebagai anggota dari kelompok II, dan kemudian team dibagi lagi menjadi 3 supaya fokus untuk 1 project bisa dikerjakan oleh 2 orang, meskipun ide keseluruhan, dan survey lapang masih memerlukan kerjasama full team. Kemudian saya dan Amar kebagian untuk meng-handle kawasan Karst Gunung Cibodas yang umumnya biasa kita ketahui dengan nama gunung kapur di Ciampea. Produk akhir yang (di minggu ke-14 perkuliahan) wajib dikumpulkan adalah, laporan, dan presentasi. Perlu dicatat karena produk ini hanya pengisi tugas praktikum dan bukan merupakan penelitian serius, mohon maaf jika data yang di tampilkan masih kurang lengkap dan jauh dari sempurna. We've try hard for this xD
Semoga bermanfaat
Sabtu, 16 Juli 2016
Implementation of Landscape Design as Elements in Creating Values for Housing Areas in Klang Valley, Malaysia
by: Fitrynadia Mohd Shahli, Mohd Ramzi Mohd Hussain, Izawati Tukiman, and Nurbazliah Zaidin
Engineering and Applied Science 4 (2015) 219-230
Mk. Perencanaan dan Desain Lanskap
Resume
Site Planning and Design Handbook
by: Thomas H. Russ
Resume Chapter 13
Resume Chapter 13
Professional and Project Management Issues
Mk. Perencanaan dan Desain Lanskap
Presentasi kali ini agak selaw, dikarenakan dosennya gak masuk, yeay! Jadi kami cuma present di depan kawan-kawan dan asisten. Lalu saya kebagian Chapter 13, kali ini lebih well prepared lah ya, saya sempet bikin beberapa notes juga. Daaan senengnya buku ini gak susah dibaca kek kitab Simonds yang sebelumnya. Ihiy
LANDSCAPE ARCHITECTURE: a Manual Environmental Planning and Design
by: John Ormsbree Simonds and Barry W. Starke
Resume Chapter 16
Community Planning
Mk. Perencanaan dan Desain Lanskap
Resume Chapter 16
Community Planning
Mk. Perencanaan dan Desain Lanskap
Perlu dicatat sejarah, tugas ini adalah tugas begadangan pertama akoohh setelah masuk kelas pasca, yeay....
Jadi konon katanya buku ini merupakan legenda dan kitab sucinya nak lanskapz. Segala macam dasar perencanaan dan desain ada di buku ini. Yang jadi masalah adalah, bagi saya yang buta huruf ini, alias gak demen baca buku dan belom biasa baca buku pastinya, ini salah satu buku yang "susah dibaca". Like, seriously susah... Banyak kata sulit yang mengharuskan buka kamus, sampe thesaurus. Saya perlu begadang untuk nyelesain bahan presentasi yang kebetulan juga saya (kedapetan rejeki) kudu nge-resume 2 chapter, (tapi disini yang saya input cuma chapter 16 aja). Kenapa begadang? Karena pastinya di kerjain pake sistem kebut semalem lah ya. Dapet tidur 2 jam-an ajah, lalu untungnya pacar dengan berbaik hati mau meluncur dari Pasar Minggu ke Cilebut pagi-pagi untuk anter saya kekampus karena takut saya merem dijalan. Kemudian akhirnya saya berhasil presentasi dengan lancar. Ng.. gak mungkin lah ya, karena ini juga presentasi pertama saya. You know lah ya wahai para kaum introvert di seluruh dunia, pokonya rasanya, nano nano.
Green Urban Design
Comparing Two Smart Cities: Amsterdam and Bandung City
Mk. Kebijakan Arsitektur dalam Lanskap Perkotaan
Tugas ini sebenernya berbentuk tugas kelompok ya, terimakasih untuk Rian dan Imam! Jadi kami diminta untuk membandingkan dua buah kota (dalam dan luar negri) yang sedang mengusung konsep berkelanjutan. Lalu kami memutuskan untuk mengambil contoh dari salah dua kota yang sekarang menjadi sister city yaitu Kota Bandung dan Amsterdam, kebetulan yah mereka sedang dalam proses membangun kota dengan konsep smart city. Lalu tugasnya dirangkum dalam bentuk presentasi seperti berikut ini. Cekidot!
Source:
Mental Map Kota
Mk. Kebijakan Arsitektur Dalam Lanskap Kota
Halo! Di tugas kali ini, masing-masing mahasiswa diminta untuk mendeskripsikan mental map di satu kota yang berasal dari teori kota-nya Kevin Lynch. Nah, berhubung saya dari brojol ampe sekarang tinggal di Bogor, saya mau memetakan kota saya tercinta ini, karena ngerasa uda apal banget seluk-beluk tiap sudut kotanya banget. Ngga deng boong.. Kenapa Bogor? Karena tugasnya dijelaskan, kalo bisa menggunakan foto-foto dokumentasi pribadi, tapi kalo engga juga gapapa sih. Cuma kalo bisa, kenapa engga yekan? Jadilah saya ditemani Arza Nursatya yang baik hati keliling Bogor untuk survey jeprat jepret dikit meskipun beberapa masih ada yang pake sumber google street view dan google karena ada lokasi yang kelewat.
Kota Bogor adalah sebuah kota di Provinsi Jawa
Barat, Indonesia. Kota ini terletak 59 km sebelah selatan Jakarta, dahulu
luasnya 21,56 km², namun kini telah berkembang menjadi 118,50 km² dan jumlah
penduduknya 949.066 jiwa (2010).
Berdasarkan teori dari Kevin Lynch, ada lima elemen
pokok atau dasar yang digunakan untuk membangun gambaran visual seseorang
terhadap sebuah kota, yaitu: Path (Jalur), Landmark
(Mercu tanda), Node (Pusat
aktivitas), District (Kawasan), Edge (Batas tepi).
1.
District (Kawasan)
Kota
Bogor terdiri atas 6 Kecamatan (districts)
yang dibagi lagi atas sejumlah 68 Kelurahan (sub-districts).
Kecamatan di Kota Bogor terdiri dari, Kecamatan Bogor Barat, Bogor Selatan,
Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Utara, dan Tanah Sareal. Kecamatan Bogor
Tengah merupakan daerah pusat dari Kota Bogor, didalamnya terletak pusat-pusat
pemerintahan dan fasilitas-fasilitas umum kota seperti kantor Walikota Bogor,
Istana Bogor, Kebun Raya, Rumah Sakit, Sekolah, Stasiun, Gedung Perkantoran,
Mall, dll.
2.
Path (Jalur)
Jalan Padjadjaran merupakan Jalan
nasional di Kota Bogor, jalan ini bisa dibilang sebagai pusat utama bisnis dan
perdagangan di Kota ini. Terdapat Mall besar,
beberapa sentral Factory Outlet, Hotel-hotel, Rumah Sakit besar, Sekolah,
Universitas, dan
Jumat, 15 Juli 2016
Enhanching Visual Preference of Ecological Rehabilitation Sites
by: Denise E. Hands, Robert D. Brown
Landscape and Urban Planning 58 (2002) 57-70
Resume
Lanskap
yang terbengkalai memiliki potensi untuk meningkatkan keanekaragaman hayati dan
fungsi ekologi dari suatu area dan juga menyediakan area yang dapat digunakan
oleh publik. Salah satu masalah terbesar dari proyek rehabilitasi adalah soal
presepsi publik. Orang cenderung memiliki visual
preference terhadap area yang alami dibanding yang telah dibangun.
Penelitian dilakukan untuk membuktikan bagaimana desain dapat meningkatkan
estetika dan daya tarik. Dimulai dengan menguji potensi dari beberapa elemen desain
terhadap visual preferences pada
lanskap. Penelitian ini mengkaji soal visual
preferences dari karyawan yang bekerja di Cytec Canada Welland Plant di
Niagara Falls.
Perusahaan
Cytec menempati 800-acre berdekatan dengan Welland River di kota Niagara Falls,
Canada. Fasilitasnya dibangun selama Perang Dunia II sebagai pabrik senjata,
dan berubah menjadi pabrik pupuk setelah masa Perang berakhir. Sekarang dijadikan tempat produksi fosfin. Alasan
utama Cytec ingin merehabilitasi lahannya adalah untuk meningkatkan kualitas
estetika area ini untuk kepentingan pekerja, lingkungan sekitar, dan clients. Sekitar 200 acres di pusat area
telah dibongkar, dan merupakan area yang akan direhabilitasi. Area ini setiap
hari dilalui oleh para pekerja, sehingga dianggap sebagai area yang memiliki
prioritas visual.
Penelitian
ini menggunakan Simulasi Visual dari lanskap pada establishment and maturity stage, dan melalui kuisioner akan
mendata pekerja untuk mengindikasi visual
preference mereka.
1.
Representasi Fotografi
Tiap simulasi menggunakan dasar lanskap
view yang sama. Base foto dipilih
untuk mewakili tipikal pemandangan yang sama dan juga dipilih yang berdekatan
dengan pintu masuk, karena area itu merupakan area yang dilalui setiap hari
oleh semua responden saat masuk kedalam site. Jarak pemandangan yang diambil
dalam gambar adalah sekitar 30-45 ft, dan itu merupakan jarak yang dapat
dilihat juga dari dalam mobil yang berjalan melalui jalur dari pintu masuk ke
dalam area tersebut. Base foto akan di overlay
dengan berbagai foto untuk menunjukan ilustrasi perubahan lanskap pada site
yang sama menggunakan Photoshop. Dibuat 2 variables bebas yaitu warna dan apparent human intent yang dievaluasi
pada establishment and maturity stage.
Warna hijau dan coklat dianggap sebagai
background karena merupakan warna primer dari padang rumput dan tidak masuk
dalam hitungan variable. Elemen desain seperti pengelompokan warna/ tekstur,
dan pemberian elemen yang bukan tanaman seperti batu, sangkar burung, papan
nama, masuk kedalam variable apparent
human intent.
2.
Kuisioner
Simulasi
foto dibagi menjadi 4 set, mewakili awal establishment
stage pada tiap 2 variable bebas. Responden harus memberi nilai setiap foto
dari skala 1-7. Lalu mereka diharuskan untuk menjelaskan apa yang mereka suka
dari foto yang mereka beri nilai tinggi dan sebaliknya. Kemudian responden
diperbolehkan mencantumkan komentar tambahan mengenai keinginan mereka terhadap
lanskap teratment di area tersebut.
3.
Pengumpulan Data
Survey
dilakukan dengan memberikan kuisioner pada saat gajian bulanan karyawan agar
semua karyawan dipastikan menerimanya dan tidak mengganggu aktivitas jam kerja.
Sebelumnya, foto simulasi dan brosur mengenai penelitian ini telah disebar di
papan bulletin departemen, di kantin, dan area-area pusat kantor.
Hasil
dan analisa menunjukkan
Langganan:
Postingan (Atom)