PAGE

Jumat, 15 Juli 2016

Enhanching Visual Preference of Ecological Rehabilitation Sites

by: Denise E. Hands, Robert D. Brown
Landscape and Urban Planning 58 (2002) 57-70


Resume

Lanskap yang terbengkalai memiliki potensi untuk meningkatkan keanekaragaman hayati dan fungsi ekologi dari suatu area dan juga menyediakan area yang dapat digunakan oleh publik. Salah satu masalah terbesar dari proyek rehabilitasi adalah soal presepsi publik. Orang cenderung memiliki visual preference terhadap area yang alami dibanding yang telah dibangun. Penelitian dilakukan untuk membuktikan bagaimana desain dapat meningkatkan estetika dan daya tarik. Dimulai dengan menguji potensi dari beberapa elemen desain terhadap visual preferences pada lanskap. Penelitian ini mengkaji soal visual preferences dari karyawan yang bekerja di Cytec Canada Welland Plant di Niagara Falls.
Perusahaan Cytec menempati 800-acre berdekatan dengan Welland River di kota Niagara Falls, Canada. Fasilitasnya dibangun selama Perang Dunia II sebagai pabrik senjata, dan berubah menjadi pabrik pupuk setelah masa Perang berakhir.  Sekarang dijadikan tempat produksi fosfin. Alasan utama Cytec ingin merehabilitasi lahannya adalah untuk meningkatkan kualitas estetika area ini untuk kepentingan pekerja, lingkungan sekitar, dan clients. Sekitar 200 acres di pusat area telah dibongkar, dan merupakan area yang akan direhabilitasi. Area ini setiap hari dilalui oleh para pekerja, sehingga dianggap sebagai area yang memiliki prioritas visual.
Penelitian ini menggunakan Simulasi Visual dari lanskap pada establishment and maturity stage, dan melalui kuisioner akan mendata pekerja untuk mengindikasi visual preference mereka.
1. Representasi Fotografi
       Tiap simulasi menggunakan dasar lanskap view yang sama. Base foto dipilih untuk mewakili tipikal pemandangan yang sama dan juga dipilih yang berdekatan dengan pintu masuk, karena area itu merupakan area yang dilalui setiap hari oleh semua responden saat masuk kedalam site. Jarak pemandangan yang diambil dalam gambar adalah sekitar 30-45 ft, dan itu merupakan jarak yang dapat dilihat juga dari dalam mobil yang berjalan melalui jalur dari pintu masuk ke dalam area tersebut. Base foto akan di overlay dengan berbagai foto untuk menunjukan ilustrasi perubahan lanskap pada site yang sama menggunakan Photoshop. Dibuat 2 variables bebas yaitu warna dan apparent human intent yang dievaluasi pada establishment and maturity stage. Warna hijau dan coklat dianggap sebagai background karena merupakan warna primer dari padang rumput dan tidak masuk dalam hitungan variable. Elemen desain seperti pengelompokan warna/ tekstur, dan pemberian elemen yang bukan tanaman seperti batu, sangkar burung, papan nama, masuk kedalam variable apparent human intent.
2. Kuisioner
Simulasi foto dibagi menjadi 4 set, mewakili awal establishment stage pada tiap 2 variable bebas. Responden harus memberi nilai setiap foto dari skala 1-7. Lalu mereka diharuskan untuk menjelaskan apa yang mereka suka dari foto yang mereka beri nilai tinggi dan sebaliknya. Kemudian responden diperbolehkan mencantumkan komentar tambahan mengenai keinginan mereka terhadap lanskap teratment di area tersebut.
3. Pengumpulan Data
Survey dilakukan dengan memberikan kuisioner pada saat gajian bulanan karyawan agar semua karyawan dipastikan menerimanya dan tidak mengganggu aktivitas jam kerja. Sebelumnya, foto simulasi dan brosur mengenai penelitian ini telah disebar di papan bulletin departemen, di kantin, dan area-area pusat kantor.
Hasil dan analisa menunjukkan
dalam variable warna bahwa Foto 1 menampilkan image dengan level warna terendah, dan Foto 7 dengan level tertinggi. Berdasarkan hasil, ternyata pemandangan dengan jumlah keberagaman warna rendah tidak banyak disukai sama seperti pada image dengan jumlah keberagaman warna yang tinggi. Kemudian pada variable Apparent Human Intent Foto 1 menampilkan image dengan level Apparent Human Intent rendah, dan Foto 9 dengan level tertinggi. Ternyata tidak terlihat pula pola yang jelas dari hasil hubungan Apparent Human Intent dan visual preferences pada 2 tahap tersebut. namun dapat terlihat foto dengan penambahan elemen seperti bebatuan banyak disukai, dan pengelompokan elemen yang tertata, jauh lebih disukai dibanding dengan yang natural. Terdapat 4 tema dominan mengenai komentar responden dan alasan mereka memilih foto yang paling disukai dan yang tidak, yaitu: warna, keragaman, alami/ buatan, kepadatan vegetasi.
Hasil analisis mengindikasi pemandangan rehabilitasi lanskap yang tidak teratur (berantakan) dianggap sebagai permasalahan yang sering terjadi. Pekerja menghawatirkan bahwa setelah direhabilitasi lanskap akan menjadi lebih berantakan dan tidak seperti yang telah disimulasikan. Kemudian dapat disimpulkan juga bahwa mereka lebih menyukai lanskap yang natural, tapi lebih teratur.
Penelitian ini mendemonstrasikan bahwa penambahan warna menggunakan bunga dan elemen seperti batu dan sangkar burung dapat meningkatkan visual preferences dan penambahan elemen-elemen tersebut secara signifikan tidak mengurangi fungsi ekologi dari lanskap. Hasil analisis mengindikasi bahwa kekurangan vegetasi adalah alasan utama dari negatif preferences. Sehingga pada tahap tersebut menambah keberagaman warna dan jenis vegetasi cukup berpengaruh untuk meningkatkan visual preferences. Berdasarkan hasil bahwa penambahan elemen batu berpengaruh pada visual preferences, mengindikasi bahwa elemen dengan skala yang besar dapat menjadi sesuatu yang menarik didalam sebuah lanskap terbuka. 

You can download the journal at :
https://drive.google.com/file/d/0B51TVK2117nSbWhrdjBBcmRiLVU/view?usp=sharing
Or in journal link sites: Enhanching Visual Preference of Ecological Rehabilitation Sites

Tidak ada komentar:

Posting Komentar