PAGE

Sabtu, 20 Juli 2013

Konservasi Arsitektur : Menara Syahbandar



I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Sejarah:
"Dari sinilah kapal yang akan berlabuh diamati dan diberi tanda", demikian tulis Adolf Heuken dalam buku Tempat-Tempat Bersejarah di Jakarta.

Gambar 1. Menara Syahbandar

Menara Syahbandar disebut juga Uitkljk, Uitkijk Post berada di tepi barat muara Ciliwung, tepatnya terletak di Jl. Pasar Ikan No.1, Jakarta. Disebut sebagai De Uitkijk atau menara peninjau, karena menara ini memantau seluruh wilayah baik ke arah Pelabuhan Sunda Kelapa dan laut lepas di sebelah utara maupun ke arah Kota Batavia di sebelah selatannya dan juga karena Menara Syahbandar (Uitkijk) didirikan menggantikan tiang bendera lama yang berlokasi di Galangan Kapal VOC. Fungsi dari tiang bendera ini adalah untuk memberikan tanda-tanda kepada kapal yang akan berlabuh di Sunda Kelapa, tetapi sekaligus sebagai menara pengawas, baik wilayah laut maupun darat. 


Gambar 2. Peta Batavia

Gambar 3. Foto Udara


Gambar 4. Plank Nama menara Syahbandar merupakan bagian dari Museum Bahari

Yang Tertinggi di Titik Nol De Uitkijk Post - Menara Syahbandar

Data Bangunan



Lokasi: Jl. Pasar Ikan, Jakarta Utara
Fungsi awal: Menara pemantau dan kantor pabean
Fungsi saat ini: Bagian dari Museum Bahari 
Konteks: 
a. Gudang navigasi, di depan menara 
b. Kantor pabean, samping menara 
c. Kantor perdangangan, di bagian bwah dekat tangga 
d. Ruang tahanan, di bwah tanah 
e. Terowongan bawah tnah ke batavia, ditutup 
Ukuran: 10mx6m; tinggi 18m 
Kemiringan: sekitar ke arah selatan


Latar Belakang Sejarah:

"Dari sinilah kapal yang akan berlabuh diamati dan diberi tanda", demikian tulis Adolf Heuken dalam buku Tempat-Tempat Bersejarah di Jakarta.


Gambar 1. Menara Syahbandar

Menara Syahbandar disebut juga Uitkljk, Uitkijk Post berada di tepi barat muara Ciliwung, tepatnya terletak di Jl. Pasar Ikan No.1, Jakarta. Disebut sebagai De Uitkijk atau menara peninjau, karena menara ini memantau seluruh wilayah baik ke arah Pelabuhan Sunda Kelapa dan laut lepas di sebelah utara maupun ke arah Kota Batavia di sebelah selatannya.Sebagai bagian dari perbentengan Belanda, di sinilah letak pintu masuk lorong bawah tanah yang menuju ke Stadhuis (sekarang Museum Sejarah Jakarta) dan Benteng Frederik Hendrik (sekarang Mesjid Istiqlal). Di puncak menara terdapat jendela di empat sisi, untuk mempermudah pengawasan ke segala penjuru. Pada masanya, Menara Syahbandar pernah menjadi bangunan tertinggi di Batavia.

Menara Syahbandar tingginya 40 meter untuk mencapai puncaknya terdapat sebuah tangga khusus. Pada tahun 1839 didirikan menara baru sebagai pengganti menara yang lama. Menara ini kemudian direnovasi bersamaan dengan pemugaran bangunan gudang-gudang yang dijadikan Museum Bahari. Sebelum dipugar pernah dijadikan Kantor Komseko (Komando Sektor Kepolisian) dan pernah pula digunakan sebagai Kantor Museum Bahari.